Skip to main content

Udar Karya dan Karsa Pelaku Ekonomi Kreatif Balikpapan

By 16 September 2021Berita

Udar Karya dan Karsa Pelaku Ekonomi Kreatif Balikpapan

 

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni dihadapan peserta Dialog Aktualisasi Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Balikpapan menyitir colab or colap sebagai pilihan yang harus diambil untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menjaga ekosistem kreatif di sebuah kota.

Dalam dialog yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim bekerjasama dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan hadir kurang lebih dua puluh pelaku ekonomi kreatif dari sub sektor Kuliner, Kriya dan Wastra, Aplikasi dan Game Developer, Seni Pertunjukan, Fotografi, Videografi dan Film serta Musik, sebagaimana dilaporkan oleh Lukman, Kepala Bidang Pengembangan Karya Seni Budaya {Ekraf}, Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim selaku ketua panitia penyelenggara.

Hadir pula Dorce Marpaung, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan dan Erwiantono dari Universitas Mulawarman Samarinda  sebagai koordinator tim fasilitator penyusunan Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Kreatif Kaltim serta Istia Budi dari Universitas Mulia Balikpapan sebagai anggota tim dari Kota Balikpapan.

Dialog yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 10/04/2020 di Hotel Whiz Prime Balikpapan ini menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni merupakan dialog kedua dari rangkaian dialog aktualisasi pelaku ekraf yang sebelum telah dilakukan di Kabupaten Paser, lalu Kota Balikpapan dan akan menyusul pada Kota/Kabupaten lainnya di Provinsi Kaltim.

“Selain untuk mensosialisasikan Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Kreatif Provinsi Kalimantan Timur {Talanpekda} periode 2021-2025, dialog ini juga bertujuan untuk melihat lebih tajam dan dalam peta serta dinamika perkembangan ekonomi kreatif di setiap daerah,” ujar Sri Wahyuni.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Sri Wahyuni, Erwiantono dalam paparannya di hadapan peserta mengurai seluk beluk ekonomi kreatif, perkembangan dan sumbangsihnya bagi Kalimantan Timur serta langkah yang mesti dilakukan agar pengembangan ekonomi kreatif di Kalimantan Timur menjadi efektif sehingga akan mampu menjadi penyangga ekonomi daerah yang selama ini bertumpu pada ekonomi ektraktif.

“Tiang utama jika kita ingin move on dari ekonomi ekstraktif adalah sinergi para pihak lewat konsep Pentahelix dengan aktor yang terdiri atas Pemerintah, Akademisi/Pendidik, Pelaku Bisnis, Komunitas Kreatif dan Media,” ujar Erwiantono.

Namun dalam perkembangannya, Erwiantono menambahkan konsep Pentahelix Plus mengingat pentingnya aktor Financial Agent.

“Dunia ekonomi kreatif perlu ditopang oleh kehadiran institusi atau lembaga keuangan juga investor yang lazim dikenal dalam industri lainnya,” lanjut Erwiantono.

Tercapainya sinergi parapihak ini akan menciptakan ekosistem ekonomi kreatif di daerah karena terpenuhinya variable mulai dari SDM ekonomi kreatif, bahan baku industri, permodalan, akses pasar, infrastruktur dan teknologi, kelembagaan dan iklim usaha.

Balikpapan Sebagai Kota Kreatif

Dorce Marpaung, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan menyampaikan bahwa Balikpapan ditetapkan oleh Badan Ekonomi Kreatif {Bekraf} sebagai Kota Kreatif dengan unggulan aplikasi dan game.

“Ada dua daerah di Kaltim yang ditetapkan sebagai Kabupaten/Kota Kreatif. Kabupaten Kutai Kartanegara dengan unggulan Seni Pertunjukan dan Balikpapan dengan unggulan Aplikasi dan Game,” ujar Dorce.

Dan keunggulan ini ditunjukan secara nyata lewat kehadiran aktivitas pegiat, relawan dan komunitas pengembang aplikasi serta game yang digawangi oleh Istia Budi lewat Digital Inovative Lounge {DILo}.

Istia Budi yang merupakan CEO Company Media Kreasi Abadi dan dosen di Universitas Mulia Balikpapan dalam dialog ini juga mengajak para relawan DILo untuk berbagai proses dan pengkaryaan di bidang aplikasi dan game.

Di hadapan peserta, Rizal, Tian dan Gabriela yang adalah pegiat komunitas developer, relawan dan mentor di DILo mempresentasikan karya mereka dalam rupa aplikasi undangan dan agenda event online serta game pendidikan dan sejarah Kota Balikpapan.

Dari pengalaman Istia Budi dalam mengelola DLIo sebagai salah satu fondasi menumbuhkan ekosistem kreatif dalam bidang aplikasi dan game dengan jelas menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan karya kreatif menjadi bernilai ekonomi.

“Sebuah game misalnya bisa menjadi besar, dimainkan oleh banyak orang dan mendatangkan pendapatan untuk pengembangnya memerlukan kerja sama dengan sub sektor lainnya seperti script writer, desainer, fotografer, film maker dan juga pemusik,” ujar Istia Budi.

Namun dari keseluruhan dinamika Dialog Aktualisasi Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Balikpapan menjadi jelas bahwa keunggulan Kota Balikpapan sebagai kota kreatif tidak semata bertumpu pada sub sektor aplikasi dan game saja.

Balikpapan juga mempunyai potensi dan kesiapan untuk menjadi yang terdepan dalam penyelenggaraan event utamanya yang bertema Urban Fest, Kuliner, Fashion dan industri film. Maka tidaklah berlebihan jika kemudian Kota Balikpapan menunjukkan diri sebagai daerah di Kalimantan Timur yang paling siap untuk menjadi tetangga sekaligus penyangga Ibukota Negara Baru jika kelak pemindahannya direalisasikan.

Note : artikel ini merupakan catatan perjalanan kesah.id dengan fasilitasi dari Bidang Pengembangan Karya Seni Budaya {Ekraf} Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur.

 

Sumber : https://kesah.id/udar-karya-dan-karsa-pelaku-ekonomi-kreatif-balikpapan/

admin

Author admin

More posts by admin